Kamis, 12 Mei 2011

Arti Perjalanan

waktu takan pernah ada artinya tanpa perjalanan yang panjang..........
namun waktu akan membuat kita lebih mengerti akan arti dan makna dari sebuah perjalanan panjang......

Renunan Ikhlas Itu Indah

Hujan rintik-rintik membasahi bumi, udara berhembus terasa segar. Seorang pemuda telah selesai menunaikan sholat dzuhur berjamaah di masjid. Pandangannya menyapu ke arah halaman masjid, tidak jauh darinya ada seorang perempuan tua yang duduk ditengah lapangan menarik perhatiannya. Tiba-tiba sebuah tas kecil dari tempat nenek itu terbang tertiup angin kencang. Segera pemuda itu memperhatikan teriakan nenek itu minta tolong, ingin tasnya diambilkan.
Merasa terpanggil pemuda itu segera berlari mengejar tas kecil, terlihat tas itu telah melesat jauh, dia berlari dengan terengah-engah kelelahan. Berlarilah pemuda itu sekuat tenaga dan tas kecil itu berhasil juga dipegangnya. Nampak keringat bercucuran, dengan hati penuh kebahagiaan dia berlari kecil mengantarkan tas kecil. Terlintas didalam hatinya lelah yang dirasakan tentunya akan disambut dengan senyuman dan ucapan terima kasih sang nenek sudah cukup sebagai balasan atas kebaikan yang telah dilakukannya.
Namun diluar didugaannya, sang nenek segera merebut tas kecil itu dan membalikkan tubuhnya dengan wajah yang cemberut, sepintas seperti marah. Pemuda terkejut bukan main. Jangankan senyuman dan ucapan terima kasih, wajah ramahpun tidak terlihat. Pemuda itu kebingungan. ‘Apa dosaku ya?’ ucapnya lirih. Dia tak bisa bergerak, malu, kesal, kecewa tercampur aduk.
Berkali-kali pemuda istighfar, siang itu dirinya menemukan pelajaran yaitu makna ikhlas. Ya tentang keikhlasan. Keikhlasan berarti tidak pernah berharap apapun, bahkan balasan walaupun berupa senyuman dari yang kita perbuat. Lakukanlah segala perbuatan baik semata-mata karena Allah. Itulah yang disebut dengan ikhlas. Siang itu dihalaman masjid, pemuda itu mendapatkan pelajaran bahwa ikhlas itu indah.
‘Dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka, tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakan.’ (QS. At-Thuur : 21).

Renunan

HANYA KALIMAT YANG TERSUSUN DARI KATA
DAN KATA YANG TERLAHIR LEWAT RASA
Mereka jarang tersenyum bukan karena mereka enggan untuk tersenyum. Tapi hidup dan waktu seolah menuntut mereka untuk menghabiskan sebagian besar kehidupan untuk bekerja keras sehingga terkadang mereka lupa bahwa ada waktu untuk tersenyum. Seolah dunia begitu keras menuntut mereka hingga mereka lupa untuk tertawa. Lihatlah teman….bahkan mereka tidak punya waktu untuk tersenyum. Apa mereka lupa cara tersenyum? Atau karena mereka tak pernah menerima senyuman, makanya mereka tak tahu lagi bagaimana caranya tersenyum?
http://www.resensi.net/wp-content/uploads/2010/11/pemulung-anak.jpegTerkadang aku melihat dunia memang terlalu keras pada mereka. Bukan dunia sebagai objek, tapi dunia dengan manusianya. Bagaimana jika sesekali kita tidak menghabiskan waktu di tempat-tempat yang indah? Kenapa kita tak meluangkan waktu sejenak untuk memperhatikan mereka? Jika tak mau atau tak mampu membantu mereka dengan materi, tidak ada salahnya juga kita menghargai mereka dengan sebuah senyuman ikhlas dari wajah kita. Bukankah mereka juga saudara kita???
Teman, ,, andai kita punya waktu untuk memperhatikan kehidupan mereka yang begitu sederhana. Maka kita akan menemukan kehidupan yang begitu indah. Di sana kita sadar betapa lebih beruntungnya kita….
Teman… tidak ada salahnya sesekali kita berjalan kaki sendirian di tengah keramaian sambil memperhatikan lingkungan kita. Cobalah luangkan waktu sedikit saja untuk itu. Sekali lagi, jika tak dapat memberi pada mereka, paling tidak kita bisa sadar dan lebih memahami lagi hidup kita.
http://www.resensi.net/wp-content/uploads/2010/11/anak-anak.jpegAku bangga pada mereka. Mereka hebat. Dengan kehidupan yang begitu keras, mereka tetap bisa menjalaninya. Meski tak tahu dengan apa hidup ini akan dilanjutkan esok hari dan dengan apa perut mereka akan diisi, mereka tetap menanti datangnya mentari pagi. Mereka bilang kalau mereka percaya bahwa selama mereka masih hidup, maka rezeki dari Allah akan tetap ada untuk mereka,rezeki akan tetap ada selama mereka masih percaya dan mau berusaha serta berdo’a.
Mereka dengan kesederhaannya selalu bahagia dan bersyukur ketika mendapatkan sejumlah uang. Jika orang kaya yang menerima uang sejumlah itu, mungkin mereka menganggap uang itu tak berarti apa-apa. Tapi mereka tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca ketika mendapatkannya. Mengapa harus ada perbedaan seperti itu?

Jika si miskin datang ke rumah si kaya, sangat jarang atau bahkan tak akan ada sambutan hangat bagi mereka. Tapi, ketika si kaya yang datang ke rumah si miskin, maka si miskin terlihat begitu menghargai. Seolah mereka didatangi oleh tamu agung di rumahnya. Sekali lagi, mengapa harus ada perbedaan seperti itu?
Jika suatu ketika si miskin dengan pakaiannya yang tampak lusuh dan kotor terjatuh, maka si kaya tak akan menghiraukan karena mungkin bagi mereka tidak akan menimbulkan manfaat apa-apa bagi dirinya. Yang ada paling hanya akan mengotori pakaiannya, mungkin itulah yang ada di fikirannya. Tapi, si miskin masih tetap berbeda dengan si kaya. Ketika keadaan berbalik, maka si miskin akan tetap membantu. Si miskin begitu penghiba. Hati mereka begitu lembut, sehingga tak mampu membiarkan orang lain dalam kesusahan karena mereka tahu bagaimana rasanya kesusahan itu.
Ya Rabb….saudara-saudaraku itu mungkin di dunia tidak seberuntung yang lainnya. Mereka tidak dapat memiliki apa-apa yang mereka impikan. Tapi semoga mereka tetap bahagia dan penuh rasa syukur pada_Mu Rabb..
Ya Rabb…. Sayangi saudara-saudaraku itu. Jangan biarkan mereka jauh dari_Mu. Ingatkan mereka selalu bahwa ada Engkau yang tetap menyayangi dan menjaga mereka. Dan berikanlah selalu semangat bagi mereka.
Ya Rabb… Berikan hati yang lembut pada mereka. Jangan biarkan kerasnya perlakuan yang mereka dapat menjadikan hati mereka ikut keras. Tapi jadikan kekerasan yang mereka terima itu sebagai bahan untuk lebih membuat hati mereka jernih melihat segala sesuatu.
Ya Rabb…Jangan biarkan rasa rendah diri melekat pada diri mereka akibat cemooh yang mereka terima. Tapi biarkan rasa rendah hati bersemayam pada diri mereka. Jagalah mereka agar tetap yakin akan kuasa_Mu dan agar mereka tetap beribadah kepada_Mu sehingga mereka dapat bertemu dengan kebahagiaan yang hakiki bersama_Mu.
Mungkin benar bahwa aku tak dapat berbuat apa-apa. Aku hanya seorang anak yang bahkan sampai saat ini masih bergantung pada orang tuaku. Lalu apa yang dapat aku lakukan??? Ya…kalian boleh mengatakan bahwa aku tak bisa apa-apa.
Tapi mereka tetap saudaraku. Dan sekarang, aku hanya bisa berdo’a untuk mereka semua, di manapun mereka berada. Meski tak tahu apa-apa tentang mereka, yang jelas, satu hal yang sangat aku tahu bahwa MEREKA ADALAH SAUDARAKU……

Rabu, 11 Mei 2011

Pemeriksaan Fisik 2

Pengertian Pemeriksan Fisik II

            ”Physical Examination” Pemeriksaan Fisik berarti memeriksa tubuh. Memeriksa tubuh dengan atau tanpa alat untuk mendapatka informasi atau data yang menggambarkan kondisi klein yang sesungguhnya. Dalam pemeriksaan fisik, integrasi aspek kognitif, psikomotor dan afektif dari seorang pemeriksa menjadi hal yang sangat penting termasuk kemampuannya dalam menginterpretasi data. Juga kemampuan seorang pemeriksa dalam mengintegrasaikan data-data temuannya dengan data lain sangat dibutuhkan, oleh karena itu pemahaman yang baik tentang anatomi fisiologi dan patofisiologi menjadi sangat mendasar. Pemeriksaan sebagai bagian dari pengkajian sebaiknya dilakukan bersamaan dengan metode pengumpulan data yang lain seperti wawancara dan observasi.

Petunjuk Umum Dalam Melakukan Pemeriksaan Fisik

1)    Tangan pemeriksa bersih dan hangat
2)    Gunakan prosedur secara sistemetis
3)    Bila klein menggunakan alat bantu, lakukan pemeriksaan dengan dan tanpa alat bantu
4)    Perhatikan kenyamanan klein, hindarkan kesan berburu-buru
5)    Selalu menjalin komunikasi yang efektif selama pemeriksaan berlangsung
6)    Menjaga prifasi klein
7)    Member jawaban professional, bila klien menanyakan hasil pemeriksaan

Persiapan alat Pemeriksaan Fisik

a)    Buku catatan
b)    Ballpoint
c)    Thermometer
d)    Spigmomanometer
e)    Stetoskop
f)     Penlight
g)    Spatel lidah
h)   Snellen chast
i)     Otoskop
j)     Optal moskope
k)    Garpu tala
l)     Waskom kecil
m)  Baki dan alas
n)   Reflek hammer
o)    Bengkok
p)    Meteran
q)    Jam





Pendekatan Pada Pasien / Klien
         
            Keberhasilan pemeriksaan fisik bukan saja terletak pada kepiawayan pemeriksa tetapi juga kerja sama yang ditunjukan oleh klein dan keluarganya. Untuk hasil yang optimal, berbagai upaya dapat dilakukan oleh pemeriksa agar klein dan keluarga dapat bekerja sama, pendekatan itu meliputi:
·         Menunjukan sikap yang bersahabat
·         Menghargai prifasi klein
·         Yakinkan posisi yang nyaman bagi klein
·         Jelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan

Teknik-teknik Pemeriksaan Fisik
           
            Teknik pemeriksaan fisik yang lazim digunakan ada 4 yaitu:
1.    Inspeksi (melihat)
Inspeksi atau periksa pandang yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat dan mengamati kondisi stau respon klein. Inspeksi difokuskan pada ukuran, bentuk, posisi, kelainan anatomic organ, warna, tekstur, penampilan, pergerakan dan kesimetrisan. Pada umumnya inspeksi tidak menggunakan alat bantu tumbuhan pada mata namun untuk peran yang lebih luas dan seorang perawat di beberapa unit pelayanan menggunakan alat bantu kemungkinan untuk dilakukan seperti otoskop di bagian THT dan opthalmoskop di unit kesehatan mata.
2.    Auskultasi (mendengar)
Auskultasi berarti periksa dengar yaitu, pemeriksaan yeng dilakukan dengan cara mendengar bunyi uang dihasilkan organ tubuh. Pada umumnya auskultasi menggunakan alat bantu yaitu stetoskop.
3.    Perkusi (Mengetok)
Perkusi berarti periksa ketuk yaitu, pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetuk area atau organ untuk menghasilkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan menginformasikan perubahan atau kondisi dari suatu organ. Perkusi dilakukan untuk mengidentifikasi ukuan, identitas, likasi dan batas-batas suatu organ.
            Bunyi yang dilakukan melalui perkusi adalah:
ü  Flatness         : Bunyi dengan kenyaringan rendah atau sangat rendah.
ü  Dullness        : Bunyi dengan kenyaringan sedang, seperti suara
“gedebug” bunyi ini dihasilkan pada perkusi hati dan            lien.
ü  Pesonanle    : Bunyi nyaring yang dihasilkan pada pekusi yang berisi
  udara seperti paru-paru.
ü  Timpani         : Bunyi lembut diantara bunyi dalness dan resonance.
  Bunyi ini dihasilkan pada perkusi lambung berisi udara.






4.    Palpasi (Meraba)
Palpasi atau periksa raba yaitu, pemeriksaan yang dilakukan dengan cara rabaan atau sentuhan untuk menentukan karakteristik struktur tubuh dibawah kulit. Teknik ini digunakan untuk mengidentifikasi ukuran, bentuk, tekstur, temperature, kelembaban, pulsasi, vibrasi, konsistensi dan mobilitasi. Palpasi dibagi atas palpasi superficial atau light palpation dan palpasi dalam atau deep palpation.

Pemeriksaan Fisik Secara Persistem

            Salah satu pendekatan fisik pada manusia adalah pemeriksaan fisik secara persistem. Dengan pendekatan ini, perawat melakukan pemeriksaan berdasarkan system tubuh. Informasi yang diperoleh melalui wawancara/interview dan obsevasi membantu perawat dalam menentukan system tubuh yang menemukan penekanan khusus. Sebagai contoh, seorang klein mengeluh mengalami nyeri simpisis dan sering kencing tapi sedikit-sedikit. Dari informasai sederhana ini, perawat sudah dapat memfokuskan pemeriksaan ke system urogenetalia.
            Komponen pemeriksaan fisik dengan pendekatan secara persistem adalah:
1.    Penampilan Umum
Observasi : Usia, ras, seks, tinggi badan, status nutrisi, perkembangan, gaya
                     bicara.
2.    Tanda-tanda Vital
-       Tekanan Darah
Takanan darah diukur dari tekanan pembuluh nadi / arteria yang menggambarkan tekanan dari system kardiovasikuler yakni : besar tekanan yang dihasilkan ventrikel kiri sewaktu berkontraksi (angka sistolik) dan besar tekanan yang dihasilkan ventrikel kiri saat istirahat (diastole). Tekanan darah normal pada orang dewasa adalah systole (90-120 mmHg) dan diastole (60-80mmHg).

Faktor yang mempengaruhi tekanan darah:
1)    Umur
2)    Latihan Fisik (aktifitas)
3)    Emosi
4)    Stress Fisik (kesakitam)
5)    Makanan
6)    Obat-obatan
7)    Penyakit

Faktor yang mempengaruhi jalannya tekanan darah:
1)    Kolakan Peripheral
2)    Gerakan memompa jantung
3)    Volume Darah
4)    Kekentalan darah
5)    Elastisitas dinding pembuluh dar
Tekanan darah normal sesuai umur
Umur
Nilai Rata-Rata
New Born (baru lahir)
1 bulan
1 tahun
6 tahun
10-13 tahun
14-17 tahun
Dewasa muda
Orang tua
40                    mmHg
85/54               mmHg
95/65               mmHg
105/65             mmHg

120/75             mmHg
120/80             mmHg
140-160/80-90 mmHg

-       Denyut Nadi
Denyut nadi merupakan gelombang darah yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri jantung yang menyebebkan denyut nadi pada orang sehat. Denyut nadi menggambarkan detakjantung, kecepatan denyut nadi, kecepatan kontraksi ventrikulasi jantung.

Tempat dan fungsi pembuluh nadi :
1)    Radial        : Pemeriksaan nadi yang sering dilakukan
2)    Temporal   : Dipakai untuk radial sulit dilakukan
3)    Karotid       : - Dipakai untuk infant (bunyi)
-  Dipakai pada kasus cardilac arrest
-  Dipakai Menentukan sirkulasi ke otak
4)    Apikal        : Rutin dipakai untuk bayi dan anak sampai usia tahun
5)    Bancial      : Dipakai untuk menentukan tekanan darah
6)    Femoral     : - Dipakai pada kasus cardilac arrest
-  Dipakai untuk bayi dan anak
7)    Popliteal    : Untuk mengukur sirkulsi bagian bawah kaki
8)    Dorsalis pedis : Untuk mengukur sirkulasi kaki

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan nadi :
Ø  Usia
Ø  Aktivitas
Ø  Pendarahan
Ø  Stress
Ø  Demam
Ø  Pengobatan perubahan posisi

Tempat pengukuran nadi :
Ø  Temporal
Ø  Carotic
Ø  Apical
Ø  Branchial
Ø  Femoral
Ø  Radial
Ø  Popliteral
Ø  Dorsalis pedis
Frekuensi nadi : Jumlah denyut nadi selama 1 menit
-       Respirasi
Kegiatan bernafas disebut respirasi eksternal
Respirasi Eksternal yaitu pergerakan udara diantara uternal liugk dan paru-paru.
Respirasi Internal yaitu pergerakan O2 pada tingkat seluruh antara H6 dan sel.
Respirasi meliputi 4 proses:
-Ventilasi            : Gerakan mekanikal ke dan dari paru-paru
-Konduksi          : Gerakan udara melaui jalan udara di paru-paru
-Difusi                 : Gerakan O2 dan CO2 antara alveoli dan sel darah merah
-Perpesi              : Ditribusi darah merah, kapiler-kapiler pulmonal
     Ventilasi diatur oleh tekanan O2 dan CO2
-       Suhu
Pengukuran suhu pada aksila, sublingual, rectum

3.    Sistem Neurologi
·         Tingkat kesadaran
Kesadaran
Tanda-Tanda
Compos mentis







Apatis




Somno Lens



Soporo-comatous




Coma

Sadar sepenuhnya, dapat menjawab seluruh pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya, keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan keadaan sekitarnya, sikap acuh tak acuh.

Keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri akan tetapi jatuh tidur lagi.

Keadaan kalau motorik yang sangat memberontak, berteriak-teriak dan tidak sadar terhadap orang lain.

Keadaan sadar yang menyerupai koma, reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.

Keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan rangsangan apapun.




·         Kepala    : Ukuran, kontuor, kesimetrisan, warna, nyeri lesi dan edema.
·         Mata        : Ketajaman penglihatan, penggunaan kacamata, kontak lens, prosthesis, diplopia, photopobia, nyeri, rasa terbakar, prosis kelopak mata, edema, eksoptalmus, pergerakan bola mata, posisi dan kesejajaran, strabismus, nisgtamus, pengeluaran, perubahan vaskuler, reflek kornea, reaksi pupil terhadap cahaya.
·         Leher      : Kesimetrisan pergerakan, rentang gerak, massa, skar, nyeri, dan kekakuan bentuk, mobilitas, kelenjar getih bening.
·         Reflek     : Tendon dalam dan babinski

4.    Sistem Pernafasan

Paru-paru adalah organ pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) vertebrata yang bernapas dengan udara. Fungsinya adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah. Prosesnya disebut "pernapasan eksternal" atau bernapas. Paru-paru juga mempunyai fungsi nonrespirasi. Istilah kedokteran yang berhubungan dengan paru-paru sering mulai di pulmo-, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.
- Hidung : Penciuman, ukuran hidung, kesimetrisan, cuping hidung, bersin-bersin, deformitas, warna mukosa, ederia, eksudat, perdarahan, nyeri sinus.
- Trakhea : Deviasi dan skar
- Dada      : Ukuran, bentuk, kesimetrisan, deformitas, nyeri, ekspansi, krepitasi dan taktil fremitus.
- Pola pernafasan : Frekuensi, keteraturan, kedalaman, kemudahan pernafasan, penggunaan otot-otot, pernafasan tambahan, cianosis dan clubbing.
- Bunyi pernafasan; Normal dan abnormal (intensitas, kenyaringan, kesamaan dan vocal resonan).

Metode Pemeriksaan
1.    Inspeksi
-       Hitung pernafasan dalam 1 menit, konfirmasikan bahwa pernafasan tenang, simetris dan tanpa usaha.
-       Inpeksi warna kulit, konsisten dengan warna kulit bagian tubuh lainnya.
-       Bentuk dan kesimetrisan.
2.    Palpasi Thoraks Posterior
-       Palpasi secara umum
-        Mobilitas,
-       Palpasi prosesus spinalis
-       Ukur ekspansi paru
-       Vukal premitus yaitu vibrasi yang dirasakan diluar dinding dada saat klien bicara.
3.    Perkusi thorks posterior
-       Visualisasi petunjuk daerah thoraks
-       Perkusi daerah paru mulai dari atas kemudian kebawah secara sistematik
-       Pergerakan/ekskursi diafragma
4.    Auskultasi thoraks posterior
-       Auakultasi trakea
-       Auskultasi bronkus
-       Ausultasi paru-paru

Pengkajian Fisik Pada Pernafasan

Pemeriksaan fisik dilakukan setelah pengumpulan riwayat kesehatan. Gunakan teknik inspeksi, palpasi, dan auskultasi. Keberhasilan pemeriksaan mengharuskan Anda untuk menguasai landmarks anatomi toraks posterior, lateral, dan anterior. Guna¬kan landmarks ini untuk menemukan letak dan mengetahui struktur organ di bawahnya, terutama lobus paru, jantung, dan pembuluh darah besar. Bandingkan sisi yang satu dengan sisi lainnya. Bandingkan temuan pada satu sisi toraks dengan sisi toraks sebelahnya. Palpasi, perkusi, dan auskultasi dilakukan dari depan ke belakang atau dari satu sisi toraks ke sisi lainnya sehingga Anda dapat secara kontinu mengevaluasi temuan dengan menggunakan sisi sebelahnya sebagai standar perbandingan.

Kondisi dan warna kulit klien diperhatikan selama pemeriksaan toraks (pucat, biru, kemerahan). Kaji tingkat kesadaran klien dan orientasikan selama pemeriksaan untuk menentukan kecukupan pertukaran gas.

INSPEKSI
Pengkajian fisik sebenarnya dimulai sejak pengumpulan riwayat kesehatan saat Anda mengamati klien dan respons klien terhadap pertanyaan. Perhatikan manifestasi distres pernapasan saat ini: posisi yang nyaman, takipnea, mengap-mengap, sianosis, mulut terbuka, cuping hidung mengembang, dispnea, warna kulit wajah dan bibir, dan penggunaan otot-otot asesori pernapasan. Perhatikan rasio inspirasi-ke-ekspirasi, karena lamanya ekspirasi normal dua kali dari lamanya inspirasi normal, maka rasio normal ekspirasi – inspirasi 2 : 1. Amati pola bicara. Berapa banyak kata atau kalimat yang dapat diucapkan sebelum mengambil napas berikutnya? Klien yang sesak napas mungkin hanya mampu mengucapkan tiga atau empat kata sebelum mengambil napas berikutnya.

Kunci dari setiap teknik pengkajian adalah untuk mengembangkan pendekatan yang sistematik. Logisnya, paling mudah jika dimulai dari kepala lalu terus ke tubuh bagian bawah. Inspeksi dimulai dengan pengamatan kepala dan area leher untuk mengetahui setiap kelainan utama yang dapat mengganggu pernapasan. Perhatikan bau napas dan apakah ada sputum. Perhatikan pengembangan cuping hidung, napas bibir dimonyong-kan, atau sianosis membran mukosa. Catat adanya penggunaan otot aksesori pernapasan, seperti fleksi otot sternokleidomastoid.

Amati penampilan umum klien, frekuensi serta pola pernapasan, dan konfigurasi toraks. Luangkan waktu yang cukup untuk mengamati pasien secara menyuluruh sebelum beralih pada pemeriksaan lainnya. Dengan mengamati penampilan umum, frekuensi dan pola pernapasan, adanya dan karakter batuk, dan pernbentukan sputum, perawat dapat menentukan komponen pemeriksaan pulmonal mana yang sesuai untuk mengkaji status pernapasan pasien saat ini. Tabel 2-2 menyajikan temuan yang lazim pada pemeriksaan inspeksi pulmonal.

Table 2 – 2. Temuan pada Pemeriksaan Inspeksi Paru

PALPASI
Palpasi dilakukan dengan menggunakan tangan untuk meraba struktur di atas atau di bawah permukaan tubuh. Dada dipalpasi untuk mengevaluasi kulit dan dinding dada. Palpasi dada dan medula spinalis adalah teknik skrining umum untuk mengidentifikasi adanya abnormalitas seperti inflamasi.

Perlahan letakan ibu jari tangan yang akan mempalpasi pada satu sisi trakhea dan jari-jari lainnya pada sisi sebelahnya. Gerakan trakhea dengan lembut dari satu sisi ke sisi lainnya sepanjang trakhea sambil mempalpasi terhadap adanya massa krepitus, atau deviasi dari garis tengah. Trakhea biasanya agak mudah digerakkan dan dengan cepat kembali ke posisi garis tengah setelah digeser. Masa dada, goiter, atau cedera dada akut dapat mengubah letak trakhea.


Palpasi dinding dada menggunakan bagian tumit atau ulnar tangan Anda. Abnor¬malitas yang ditemukan saat inspeksi lebih lanjut diselidiki selama pemeriksaan palpasi. Palpasi dibarengi dengan inspeksi terutama efektif dalam mengkaji apakah gerakan, atau ekskursi toraks selama inspirasi dan ekspirasi, amplitudonya simetris atau sama. Selama palpasi kaji adanya krepitus (udara dalam jaringan subkutan); defek atau nyeri tekan dinding dada; tonus otot; edema; dan fremitus taktil, atau vibrasi gerakan udara melalui dinding dada ketika klien sedang bicara.

Untuk mengevaluasi ekskursi toraks, klien diminta untuk duduk tegak, dan tangan pemeriksa diletakkan pada dinding dada posterior klien (bagian punggung). Ibu jari tangan pemeriksa saling berhadapan satu sama lain pada kedua sisi tulang belakang, dan jari-jari lainnya menghadap ke atas membentuk posisi seperti kupu-kupu. Saat klien menghirup napas tangan pemeriksa harus bergerak ke atas dan keluar secara simetri. Adanya gerakan asimetri dapat menunjukkan proses penyakit pada region tersebut.

Palpasi dinding dada posterior saat klien mengucapkan kata-kata yang menghasilkan vibrasi yang relatif keras (mis. tujuh-tujuh). Vibrasi ditransmisikan dari laring melalui jalan napas dan dapat dipalpasi pada dinding dada. Intensitas vibrasi pada kedua sisi dibandingkan terhadap simetrisnya. Vibrasi terkuat teraba di atas area yang terdapat konsolidasi paru (mis. pneumonia). Penurunan fremitus taktil biasanya berkaitan dengan abnormalitas yang menggerakkan paru lebih jauh dari dinding dada, seperti efusi pleural dan pneumotoraks (Tabel 2-3).

Table 2-3. Temuan pada Pemeriksaan Palpasi Paru

PERKUSI
Perkusi adalah teknik pengkajian yang menghasilkan bunyi dengan mengetuk dinding dada dengan tangan. Pengetukan dinding dada antara iga menghasilkan berbagai bunyi yang digambarkan sesuai dengan sifat akustiknya-resonan, hiperesonan, pekak, datar, atau timpanik. Bunyi resonan terdengar di atas jaringan paru normal. Bunyi hiperesonan terdengar pada adanya peningkatan udara dalam paru-paru atau spasium pleural. Bunyi akan ditemukan pada klien dengan emfisema dan pneumotoraks. Bunyi pekak terjadi di atas jaringan paru yang padat, seperti pada tumor atau konsolidasi jaringan paru. Bunyi ini biasanya terdengar di atas jantung dan hepar. Bunyi datar akan terdengar saat perkusi dilakukan pada jaringan yang tidak mengandung udara. Bunyi timpani biasanya terdengar di atas lambung, usus besar. Perkusi dimulai pada apeks dan diteruskan sampai ke dasar, beralih dari area posterior ke area lateral dan kemudian ke area anterior. Dada posterior paling baik diperkusi dengan posisi klien berdiri tegak dan tangan disilangkan di depan dada untuk memisahkan skapula.

Perkusi juga dilakukan untuk mengkaji ekskursi diafragma. Minta klien untuk menghirup napas dalam dan menahannya ketika Anda memperkusi ke arah bawah bidang paru posterior dan dengarkan bunyi perkusi yang berubah dari bunyi resonan ke pekak. Tandai area ini dengan pena. Proses ini diulang setelah klien menghembuskan napas, tandai lagi area ini. Kaji kedua sisi kanan dan kiri. Jarak antara dua tanda seharusnya 3 sampai 6 cm, jarak lebih pendek ditemukan pada wanita dan lebih panjang pada pria. Tanda pada sebelah kiri akan sedikit lebih tinggi karena adanya hepar. Klien dengan kenaikan diafragma yang berhubungan dengan proses patologis akan mempunyai Penurunan ekskursi diafragma. Jika klien mempunyai penyakit pada lobus bawah (mis. konsolidasi atau cairan pleural), akan terdengar bunyi perkusi pekak. Bila ditemukan abnormalitas lain, pemeriksaan diagnostik lain harus dilakukan untuk mengkaji masalah secara menyeluruh.
Tabel 2-4 menyajikan temuan normal dan abnormal saat dilakukan perkusi.

Table 2-4. Temuan pada Pemeriksaan Perkusi Paru

AUSKULTASI
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dengan menggunakan stetoskop. Dengan mendengarkan paru-paru ketika klien bernapas melalui mulut, pemeriksa mampu mengkaji karakter bunyi napas, adanya bunyi napas tambahan, dan karakter suara yang diucapkan atau dibisikan. Dengarkan semua area paru dan dengarkan pada keadaan tanpa pakaian; jangan dengarkan bunyi paru dengan klien mengenakan pakaian, selimut, gaun, atau kaus. Karena bunyi yang terdengar kemungkinan hanya bunyi gerakan pakaian di bawah stetoskop.

Status patensi jalan napas dan paru dapat dikaji dengan mengauskultasi napas dan bunyi suara yang ditransmisikan melalui dinding dada. Untuk dapat mendengarkan bunyi napas di seluruh bidang paru, perawat harus meminta klien untuk bernapas lambat, sedang sampai napas dalam melalui mulut. Bunyi napas dikaji selama inspirasi dan ekspirasi. Lama masa inspirasi dan ekspirasi, intensitas dan puncak bunyi napas juga dikaji. Umumnya bunyi napas tidak terdengar pada lobus kiri atas, intensitas dan karakter bunyi napas harus mendekati simetris bila dibandingkan pada kedua paru. Bunyi napas normal disebut sebagai vesikular, bronkhial, dan bronkhovesikular.
Perubahan dalam bunyi napas yang mungkin menandakan keadaan patologi termasuk penurunan atau tidak terdengar bunyi napas, peningkatan bunyi napas, dan bunyi napas saling mendahului atau yang dikenal dengan bunyi adventiosa. Peningkatan bunyi napas akan terdengar bila kondisi seperti atelektasis dan pneumonia meningkatkan densitas (ketebalan) jaringan paru. Penurunan atau tidak terdengarnya bunyi napas terjadi bila transmisi gelombang bunyi yang melewati jaringan paru atau dinding dada berkurang.



5.    Sistem Muskuloskletal (otot)
ü  Tingkat Aktivitas       : Yang disarankan, nyata, dan rentang gerak
ü  Ekstremitas               : ukuran, bentuk, kesimetrisan, temperature, warna, pigmentasi, skar, hematon, ulirasi, hilang rasa, paresis, pembengkakan, prosthesis, dan factor.
ü  Persendian               : kesimetrisan, mobilitas, aktif dan pasif defomonis, kekuatan, fiksasi, massa, pembengkakan, krepitasi, dan nyeri.
ü  Otot                             : kesimetrisan, ukuran, bentuk tonus, kelemahan, kram, sparme, rigiditas, dan temor.

6.    Sistem Kardiovaskuler
Keterangan :
Sistem peredaran darah manusia, pembuluh nadi (arteri) berwarna merah dan pembuluh balik (vena) berwarna biru.



Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis). Ada tiga jenis sistem peredaran darah: tanpa sistem peredaran darah, sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah,yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan (lihat respirasi). Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengkonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan. Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Pembuluh nadi atau arteri adalah pembuluh darah berotot yang membawa darah dari jantung. Fungsi ini bertolak belakang dengan fungsi pembuluh balik yang membawa darah menuju jantung.
Sistem sirkulasi sangat penting dalam mempertahankan hidup. Fungsi utamanya adalah menghantarkan oksigen dan nutrisi ke semua sel, serta mengangkut zat buangan seperi karbon dioksida. Pada negara berkembang, dua kejadian kematian utama disebabkan oleh infark miokardium dan stroke pada sistem pembuluh nadi, misalnya arterosklerosis.
·         Pada Jantung           : Rate, ritme, intensitas, regularitas, eksta, sistol, titik implus maksimum, bruit, thrill, mur-mur dan rab, CRT.
·         Pergerakan prekorsial : Vena leher, betas jantung dan pace maker, warna konjungvita.
1.    Inspeksi dan palpasi
Ada atau tidaknya ketidak normalan denyutan atau dorongan pada prekordid. Palpasi secara sistematis: area norta, area pulmonal, area trikuspidalis, area apical, dan area epigastrik.
1)    Atur posisi supine, pemeriksa berdiri di sisi kanan
2)    Tentukan sudut lonis dengan palpasi
3)    Pindahan jari-jari ke arah tiap sisi sudut
4)    Inspeksi, palpasi ada atau tidak palpasi
5)    Pindahkan jari-jari ke bawah tiga spasi interkosta kiri
6)    Pindahkan tangan secara lateral ke garis midklavikularis kiri
7)    Inspeksi dan palpasi pada area epigastrik didasar sternum





2.    Perkusi
Untuk mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara khusus (hanya pada saat diperlukan) foto rotgen thorax ant posterior lebih sering digunakan dan akurat.
1)    Perkusi pada semua arah menuju letak jantung : tentukan batas redup jantung.
2)    Batas sisi kanan dan kiri : perkusi dan arah samping ke tengah dada.
3)    Batas atas : perkusi dari atas ke bawah.

3.    Auskulasi
Untuk mengetahui bunyi jantung
                        S1 : dihasilkan oleh penutupan katup antrioventrikuler
Ciri-ciri: Tumpul nada lebih rendah dari S2 “lug” pada daerah aorta dan pulmonalis intensitas lebih kecil dari S2. Pada daerah trikuspidalis dan apical lebih keras atau sama dengan S2.
S2 : Penutupan katup seminar
Ciri-ciri : Nada tinggi tetapi lebih pendek dari S1 pada daerah aorta dan pulmonalis lebih keras dari S1. Pada daerah pidalis dan apical intensitas kurang atau sama dengan S1.

7.    Sistem Gastro Intestinal
-       Mulut dan kerongkongan : bau, nyeri, kemampuan bicara, menggigit, mengunyah, dan menelan, rasa kecap, ukuran dan bentuk lidah, kelembaban, warna, ulserasi, pembengkakan warna gusi, edema, perdarahan, retraksi, nyeri, jumlah gigi-geligi, karites, sensitifitas terhdapa dingin dan panas, suara serak, sputum, batuk dan hematoe/hematemisi.
-       Abdomen : Ukuran, warna, kontur, kesimetrisan, timbunan lemak, tunas otot, turgor, distribusi rambut, jaringan skar, umbilicus, striae, rash, distensi, nyeri, massa dan pulsasi abnormal.
-       Rentum : pigmentasi, hemorid, ekskonasi, rash, absesmasa, lesi, nyeri, gatal dan rasa terbakar/panas.
-       Warna Sklera.

8.    Sistem Renal (perkemihan)
-       Pola urinaria : Jumlah, warna, waktu, bau, frekuensi, urgency, hesitasi, nyeri, perasaan kebakar, panas, inkontinensia, retensi, perubahan pancaran urine, enuresis, flank  dan distensi balder.

9.    Sistem Produksi
-       Pria : Penis, pengeluaran, ulserasi, nyeri, ukuran, prepusium, skrotum, warna, ukuran, nodul, pembengkakan, ulserasi, dan nyeri.
Testis, ukuran, bentuk, pembengkakan, masa dan ada tidaknya testis.
-       Wanita : labia maydra, minora, orifisium, uretra, dan vagiria, pengeluaran, pembengkakan, ulsersi, nodul, massa, nyeri dan pruritas,
Monopause, siklus menstruasi dan pap smear.
-       Mamae : Kantour, kesimetrisan, warna, ukuran, dan bentuk. Peradangan, jaringan skar, massa, likasi ukuran, bentuk, mobilitas, kainsestensi, nyeri, pembengkakan. Putting susu,: warna, pengeluaran, ulserasi, perdaraahan, inversidan nyeri. Axsilla : nodul, pembengkakan, peradangan.

10. Sistem Integumen
·         Warna kulit : Pink, pucat, kemerahan, jaundice dan cianotik
·         Pola Pigmentasi : keadaan pembuluh darah, temperature, tektur, turgor, lesi, (tipe, ukuran bentuk dan distribusi), bersisik, pendarahan, jaringan skar, edema, kekeringan,

1.    Kulit
a.    Inspeksi kulit
·         Kebersihan seluruh kulit, bau badan
·         Warna (pallor, cyanosis)
·         Pigmentasi kulit (co atau tanda lahir)
·         Oedema (skala 1+ sampai dengan 4+)
·         Luka
·         Lesi (co/mocula, papula, tumor)
b.    Palpasi kulit
Perubahan suhu, kelembapan, tekstur, (halus, lembut, lentur) turgor dan palpasi lesi.

2.    Rambut dan kulit kepala
Kebersihan rambut dan kulit kepala, warna rambut, tekstur rambut, jumlah dan distribusi rambut pada kulit kepala, ada atau tidaknya lesi pada kulit kepala.
Normal: Halus, dan tidak elastic

3.    Kuku
Kebersihan, keteraturan dan bentuk kuku, tekstur kuku, warna dasar, jaringan di sekitar kuku.